Dan Buku Mendidik Manusia Merdeka ini merupakan hasil bincang-bincang kawan-kawan handaitaulan dan pengkritik Romo Mangun pada syukuran usia 65 tahun Romo Mangun yang kemudian dikumpulkan dan diterbitkan dalam sebuah buku.
Buku ini membahas semua sisi kehidupan Romo Mangun dari perjalanan hidup, sampai karya-karyanya baik sastra- kebudayaan, arsitektur, pendidikan, teologi-filsafat, sampai sosial politik.
Buku yang wajib dibaca buat skripsi Nik waktu itu, dengan tema Ruang Arsitektur Romo Mangun.
Jadi inget tahun 2002 dulu dosen pembimbing Pak Gunawan Tjahjono yang menyarankan Nik buat baca buku ini, untuk lebih mengenal sosok Romo Mangun. Cari2 dari perpus jurusan, perpus teknik, sampe Perpus UI gak nemu, nyari di Toko buku juga gak ada, ternyata memang buku langka yang tidak dijual untuk umum. Dan ternyata nemunya malah di koleksi pribadi Pak Gun, halah… kenapa gak bilang dari awal… katanya biar gw usaha dulu…
Ngomongin *eh gak boleh ya ngomongin orang…* aaahhh bodo ah… yang jelas kali ini Nik mau cerita tentang Romo Mangun… mudah2an dia gak keberatan ya di omongin di MP.
Pertama kali kenal nama Y.B.Mangunwijaya waktu SMA lewat bukunya Burung-burung Manyar… asli keren banget, saking sukanya dulu sampe beberapa kali baca… trus ada juga Lusi Lindri, dan genduk Duku, yang ini trilogy dengan Roro Mendut. Tapi nik malah gak baca buku pertamanya (Roro Mendut). Yah bukunya bagus2 deh.. sayang keburu lulus SMA jadi belum sempat baca yang lain.
Nah gak sengaja kuliah ambil arsitektur… eh ketemu lagi dengan sosok Y.B.Mangunwijaya dalam karyanya yang berbeda, ternyata dia arsitek juga… wow… banyak karyanya… tapi yang nik tau awalnya Cuma Pemukiman Kumuh Kali Code yang diolah sedemikian rupa menjadi cantik dan manusiawi… Asli salut banget… abis dulu Cuma mikir jadi arsitek ya terkenalnya bikin sesuatu yang wah… yang keren… yang modern… yang…yang… eh Romo Mangun malah membantu kalangan rakyat jelata, yang ‘kayaknya’ dilakukan tanpa bayaran… hebat!!
Jadi makin penasaran deh sama sosok Romo Mangun. Yup! Tiba-tiba pas disuruh bikin tema skripsi langsung kepikiran ngebahas tentang karya-karyanya Beliau. Dan langsung disetujui sama Pak Gun. Senangnya…
Mulai deh mencari-cari tentang karya-karyanya apalagi karya Arsitektur dan segala yang terkait dengannya. Ngebantai 2 buku karya Romo Mangun, Wastu Citra, dan Fisika Bangunan untuk mengenal pemikirannya dalam berarsitektur…
Dan Survey ke beberapa karyanya baik yang di
Balik lagi ke Romo Mangun. Beliau lahir di Ambarawa, 6 Mei 1929 anak sulung dari 12 bersaudara. Jaman penjajahan dulu Beliau jadi tentara dan sempat jadi anakbuahnya Mayor Soeharto (mantan
Romo Mangun dikenal sebagai budayawan, rohaniawan, arsitek dan pejuang kemanusiaan. Prinsip hidupnya adalah bekerja sebaik-baiknya. Jangan tanggung-tanggung. Kalau jadi seniman atau sastrawan ya ojo mung waton (jangan asal saja). Kalau mau jadi arsitek ya tekunlah, jangan tanggung-tanggung. Pokoknya dalam segala hal, jangan asal jadi, dan jangan setengah-setengah. Kerjakan sebaik mungkin, itulah prinsipnya. Dan hal tersebutlah yang membuahkan karya-karyanya yang tidak sedikit memperoleh penghargaan. Sebut saja Burung-burung Manyar yang mendapatkan South East-Asia Write Award Ratu Sirikit, Bangkok 30 Oktober 1983. Trus Aga khan Award for Architecture, The Kampung Kalicode,
Nah… jadi kalau mau sukses yaa… harus serius… jangan setengah-setengah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar