Tag

jdg jogja lebaran nyampah antagonis baksoartomoro curhat gatal kelilingkota maaf makanmakanan mischa mishil muaraenim palembang sahabat takdir teman 1431hijriah 2001 5cm 999 abieb air aku ampera amrik anakkesayangan angin angkotcimahi apes arsitekturui bandung bangka bardai begadang bencana beratbadan berkebun biduran blackdeath blokm bogor bohong bule bundaku bunga bungkarno burung caleg celoteh cewek chatting cintakasih cintapertama clbk creativeincrisis daaitv daaitvdrama dara dejavu dicuekin drama dramadaai dramadaaitv dramataiwan englishday fans film filmindonesia galeri garbys greenfestival gsb guru hampa helarfest2008 ibu iluni ars indonesiaraya intuisi itb jalanjalan jangdonggun javajive jodoh kaligata kampusui kandas katahati kay kebun kennyrogers kerjaan kerjakantoran kesempatan koloni kopdaran13032010 kopi korea koreamania krakatau kuetempe kumpul2 lagu lagujamanabg lagutaun90an laskarmerah laskarpelangi lcd lelakiidaman lidahapi love macet malas2an mandiri manusia marchputih masakanpadang masalah megamendung mendung menikah menumbing merdeka mesjid mesjidrayabandung milisbelajardesain mimpi mudik multiply mushola musi myfacebook mywish namaku negeri5menara newspirit ngopi ninawarna novel npwp obama ohdalja openhouse orangketiga orderan pacet pagi pahit paket palestina pamerankarya pamulang paranoid parkyongha patasac penganguran penggusuran pentinggakpenting perhapsyou permulaan persahabatan petir pilm pipiskuda pisces pocopoco primajasa proyekgagal pulangpagi pupus queenofreversals rambut rasa rayap resolusi reuni reuniakbar rindu rinduku romomangun sarapan segelmerah sempurna sepi sherina siarantv sicempreng sidoel sidrafter signout sitoshi skipbeat smp12wijaya smun6jakarta stuck suju tambora tanpamu taraso tari taumingtse taxivsbajaj telenovela terimakasih terlena tetangga thewedding thou throughtheyear tidur tiffani timpukanashof tweety tzuchi ujian ular under40 upgrade wajah warnarindu warnawarniwarna wd wdrs zodiak

Kamis, 18 September 2008

Mendidik Manusia Merdeka

Minggu kemaren, gak sengaja nemu buku ini di tumpukan barang2 tertinggal di jatibening.

MENDIDIK MANUSIA MERDEKA, Romo Y.B. Mangunwijaya 65 tahun.

Dan Buku Mendidik Manusia Merdeka ini merupakan hasil bincang-bincang kawan-kawan handaitaulan dan pengkritik Romo Mangun pada syukuran usia 65 tahun Romo Mangun yang kemudian dikumpulkan dan diterbitkan dalam sebuah buku.

Buku ini membahas semua sisi kehidupan Romo Mangun dari perjalanan hidup, sampai karya-karyanya baik sastra- kebudayaan, arsitektur, pendidikan, teologi-filsafat, sampai sosial politik.

Buku yang wajib dibaca buat skripsi Nik waktu itu, dengan tema Ruang Arsitektur Romo Mangun.

Jadi inget tahun 2002 dulu dosen pembimbing Pak Gunawan Tjahjono yang menyarankan Nik buat baca buku ini, untuk lebih mengenal sosok Romo Mangun. Cari2 dari perpus jurusan, perpus teknik, sampe Perpus UI gak nemu, nyari di Toko buku juga gak ada, ternyata memang buku langka yang tidak dijual untuk umum. Dan ternyata nemunya malah di koleksi pribadi Pak Gun, halah… kenapa gak bilang dari awal… katanya biar gw usaha dulu…

Ngomongin *eh gak boleh ya ngomongin orang…* aaahhh bodo ah… yang jelas kali ini Nik mau cerita tentang Romo Mangun… mudah2an dia gak keberatan ya di omongin di MP.

Pertama kali kenal nama Y.B.Mangunwijaya waktu SMA lewat bukunya Burung-burung Manyar… asli keren banget, saking sukanya dulu sampe beberapa kali baca… trus ada juga Lusi Lindri, dan genduk Duku, yang ini trilogy dengan Roro Mendut. Tapi nik malah gak baca buku pertamanya (Roro Mendut). Yah bukunya bagus2 deh.. sayang keburu lulus SMA jadi belum sempat baca yang lain.

Nah gak sengaja kuliah ambil arsitektur… eh ketemu lagi dengan sosok Y.B.Mangunwijaya dalam karyanya yang berbeda, ternyata dia arsitek juga… wow…  banyak karyanya… tapi yang nik tau awalnya Cuma Pemukiman Kumuh Kali Code yang diolah sedemikian rupa menjadi cantik dan manusiawi… Asli salut banget… abis dulu Cuma mikir jadi arsitek ya terkenalnya bikin sesuatu yang wah… yang keren… yang modern… yang…yang… eh Romo Mangun malah membantu kalangan rakyat jelata, yang ‘kayaknya’ dilakukan tanpa bayaran… hebat!!

Jadi makin penasaran deh sama sosok Romo Mangun. Yup! Tiba-tiba pas disuruh bikin tema skripsi langsung kepikiran ngebahas tentang karya-karyanya Beliau. Dan langsung disetujui sama Pak Gun. Senangnya…

Mulai deh mencari-cari tentang karya-karyanya apalagi karya Arsitektur dan segala yang terkait dengannya. Ngebantai 2 buku karya Romo Mangun, Wastu Citra, dan Fisika Bangunan untuk mengenal pemikirannya dalam berarsitektur…

Dan Survey ke beberapa karyanya baik yang di Jakarta ataupun Jogja. Yang di Jakarta ke Bentara Budaya, trus kalau di jogja ke Rumah Romo Mangun, Wisma Kuwera, trus ke Kali Code *ini yang utama dong* dan ke SendangSono, tempat ibadah umat Katolik. Hehe jadi inget waktu survey pertama masih belum pake kerudung jadi bebas aja keluyuran. Eh pas semester berikutnya survey lagi sudah pake kerudung… kemana2 orang pada ngeliatin… mereka was-was kali ya… apalagi gw foto sana foto sini… dikira mau pasang bom kali… pas ke sendangsono ini juga lumayan seru, kesana naik bis umum trus nyambung angkot trus naik ojek, naik itu tempat kan di atas gunung jadi jalannya lumayan ngeri ya…mana ojeknya ugal2an jalan terjal dan berliku gerimis pula… serem deh…

Balik lagi ke Romo Mangun. Beliau lahir di Ambarawa, 6 Mei 1929 anak sulung dari 12 bersaudara. Jaman penjajahan dulu Beliau jadi tentara dan sempat jadi anakbuahnya Mayor Soeharto (mantan Presiden RI) dan terlibat dalam pertempuran di Magelang, Ambarawa dan Semarang. Kemudian Beliau masuk Seminari di Magelang dan Jogja, yang kemudian beliau ditugaskan melajutkan studi ke ITB, dan belum genap setahun ditugaskan studi Arsitektur di Aachen, Jerman.

Romo Mangun dikenal sebagai budayawan, rohaniawan, arsitek dan pejuang kemanusiaan. Prinsip hidupnya adalah bekerja sebaik-baiknya. Jangan tanggung-tanggung. Kalau jadi seniman atau sastrawan ya ojo mung waton (jangan asal saja). Kalau mau jadi arsitek ya tekunlah, jangan tanggung-tanggung. Pokoknya dalam segala hal, jangan asal jadi, dan jangan setengah-setengah. Kerjakan sebaik mungkin, itulah prinsipnya. Dan hal tersebutlah yang membuahkan karya-karyanya yang tidak sedikit memperoleh penghargaan. Sebut saja Burung-burung Manyar yang mendapatkan South East-Asia Write Award Ratu Sirikit, Bangkok 30 Oktober 1983. Trus Aga khan Award for Architecture, The Kampung Kalicode, Samarkand, Uzbekistan, 19 September 1992. IAI Award 1991, Penghargaan Utama Bagi Karya Arsitektur Terbaik Kategori Khusus Usaha Penataan Lingkungan Kompleks Ziarah Sendangsono. Dan penghargaan-penghargaan lainnya…

Nah… jadi kalau mau sukses yaa… harus serius… jangan setengah-setengah…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar