Thou...
geudaeneun aljimotajyo ireon naetteollimeul
geudaeneun
geudaeneun nareul anayo ireon naegaseumeul
geudaeneun
geudaeneun...
geudaeneun nareul bureujyo amudo moreuge
geudaeneun
geudaeneun naege dagawa ontong nal heundeuljyo
geudaeneun
geudaereul mannagoseo na cham manhi nollaeyo
nugul itorok saranghalsu isseonneyo
geudaega...geudaega...nareul modu gajyeobeorin geudaega..
ijen cham eoryeomneyo...
saranghanikka.... saranghanikka...
geudael
haneulgwa gatjyo neul bichwojuneun
hanappunin taeyangcheoreom
hwanhage geudaen nal mandeuljyo
geudaega...geudaega...nareul modu gajyeobeorin geudaega..
ijen cham eoryeomneyo...
saranghanikka.... saranghanikka.......
ada yang bisa translate-in syair lagu korea diatas gak???
penasaran nih...
kayaknya lagunya sweet banget...
kalo feeling gw sih tentang betapa besarnya cinta seorang cowok ke orang yg dikaguminya...
Senin, 27 Desember 2010
Jumat, 10 Desember 2010
Barda'i (bag.1)
Tiba2 teringat perbincangan dgn bpk bbrp bulan yg lalu.
Saat itu entah knapa pngen denger cerita ttg orang tua bpk, alias mbah barda'i. Kami memanggilnya mbah pondok, krn tinggal d pondok gede.
Jd ceritanya..
Pd tanggal 13 agustus 1918, lahirlah anak pertama dari dullah umar, lurah desa langen rejo -sekitar 15 km dr kota kutoarjo, yg dberi nama Achmad Barda'i. Mereka hidup bkecukupan, karena mbah dullah jg bertani. Nah sbagai anak pamong, barda'i pun dapat bsekolah hingga tingkat HIS. SD jaman belanda kali ya..
Nah konon kata bpk pernah juga barda'i kecil punya guru bnama Mbah Somodisastro, seorang guru dari desa tetangga, tulusrejo.
Seiring waktu pd tgl 4 april 1929, mbah somo/mbah guru punya anak kdua, bnama Suparmi. Nah sbagai anak guru, ia pun bisa bsekolah.
Barda'i kecil pun tumbuh dewasa. Pada jaman belanda ia pernah bekerja jd staff d kantor pajak di magelang. Sekitar tahun 42 atau 43 menikahlah ia dengan suparmi.
Ia pun memboyong istrinya k magelang.
Jaman jepang, mbah barda'i masih bekerja d kantor pajak.
Sampai ketika jaman kemerdekaan, ia bergabung dengan organisasi pemuda dan akhirny menjadi tentara d kesatuan setingkat koramil d magelang.
Karena sering dtinggal tugas, mbah parmi pun, kembali krumah mbah guru, d kutoarjo.
1948 mbah bardai dtugasi k madiun, menumpas pki. Pulang dari madiun bjalan kaki ke magelang. Ketika bmalam d koramil klaten, koper dan barang2nya d colong orang. Maka sbelum k magelang, mampirlah ia k rumah mbah guru..
Ketika kembali k magelang, tnyata posisinya sudah diisi orang yg justru ngga ada basic tentara.
Komandannya memberi perintah kalau ia mau jadi tentara mesti tugas k kalimantan. Karena 4 adiknya masih kecil2, mbah lurah melarang k kalimantan.
Akhirnya Mbah barda'i pun merantau k bandung, meninggalkan anak istri.
Ia bekerja d proyek penggalian kapur punya bpk sanusi. Awalnya ada 60pekerja. Krn beratny pekerjaan, 55 org mengundurkan diri. Tinggal 5 org. Krn pernah kerja d kantor pajak, barda'i melihat admin perusahaan belum ada. Dan ia pun membuat catatan2 rinci jumlah pekerja dan hasil penambangan, kemudian dlaporkan k atasan. Iapun di angkat jd bag. Administrasi.
Perusahaan pun berkembang pesat.
Selang 2tahun kemudian iapun minta berhenti krn mau mnengok ajak istri d kampung.. Bosnya kaget, karena tdk tahu barda'i sudah bkeluarga. Ia mengijinkan bardai mudik, tp stelah kunjungan bung karno. Salaman dh bardai sama BK.
Btapa tkejutnya bardai ketika btemu anak istri..
-bersambung-
Saat itu entah knapa pngen denger cerita ttg orang tua bpk, alias mbah barda'i. Kami memanggilnya mbah pondok, krn tinggal d pondok gede.
Jd ceritanya..
Pd tanggal 13 agustus 1918, lahirlah anak pertama dari dullah umar, lurah desa langen rejo -sekitar 15 km dr kota kutoarjo, yg dberi nama Achmad Barda'i. Mereka hidup bkecukupan, karena mbah dullah jg bertani. Nah sbagai anak pamong, barda'i pun dapat bsekolah hingga tingkat HIS. SD jaman belanda kali ya..
Nah konon kata bpk pernah juga barda'i kecil punya guru bnama Mbah Somodisastro, seorang guru dari desa tetangga, tulusrejo.
Seiring waktu pd tgl 4 april 1929, mbah somo/mbah guru punya anak kdua, bnama Suparmi. Nah sbagai anak guru, ia pun bisa bsekolah.
Barda'i kecil pun tumbuh dewasa. Pada jaman belanda ia pernah bekerja jd staff d kantor pajak di magelang. Sekitar tahun 42 atau 43 menikahlah ia dengan suparmi.
Ia pun memboyong istrinya k magelang.
Jaman jepang, mbah barda'i masih bekerja d kantor pajak.
Sampai ketika jaman kemerdekaan, ia bergabung dengan organisasi pemuda dan akhirny menjadi tentara d kesatuan setingkat koramil d magelang.
Karena sering dtinggal tugas, mbah parmi pun, kembali krumah mbah guru, d kutoarjo.
1948 mbah bardai dtugasi k madiun, menumpas pki. Pulang dari madiun bjalan kaki ke magelang. Ketika bmalam d koramil klaten, koper dan barang2nya d colong orang. Maka sbelum k magelang, mampirlah ia k rumah mbah guru..
Ketika kembali k magelang, tnyata posisinya sudah diisi orang yg justru ngga ada basic tentara.
Komandannya memberi perintah kalau ia mau jadi tentara mesti tugas k kalimantan. Karena 4 adiknya masih kecil2, mbah lurah melarang k kalimantan.
Akhirnya Mbah barda'i pun merantau k bandung, meninggalkan anak istri.
Ia bekerja d proyek penggalian kapur punya bpk sanusi. Awalnya ada 60pekerja. Krn beratny pekerjaan, 55 org mengundurkan diri. Tinggal 5 org. Krn pernah kerja d kantor pajak, barda'i melihat admin perusahaan belum ada. Dan ia pun membuat catatan2 rinci jumlah pekerja dan hasil penambangan, kemudian dlaporkan k atasan. Iapun di angkat jd bag. Administrasi.
Perusahaan pun berkembang pesat.
Selang 2tahun kemudian iapun minta berhenti krn mau mnengok ajak istri d kampung.. Bosnya kaget, karena tdk tahu barda'i sudah bkeluarga. Ia mengijinkan bardai mudik, tp stelah kunjungan bung karno. Salaman dh bardai sama BK.
Btapa tkejutnya bardai ketika btemu anak istri..
-bersambung-
Kamis, 09 Desember 2010
Rabu, 08 Desember 2010
alangkah lucunya
Alangkah lucunya negeri ini...
Kalau nggak salah ini film bukannya masih lumayan baru ya??? Dulu sempat pengen nonton di bioskop tapi nggak jadi... eh tadi diputar di SCTV.
Waaaa... makin cinta aja gue sama Reza Rahadian... hehehe cool...
Asli filmnya lucu tapi bikin miris juga. Sedikit berlinang pas ngeliat Dedy mizwar nangis pas tahu anaknya dapat gaji dari uang mencopet. Sama pas si reza rahadian di tangkap tramtib.
Serba salah juga ya.... disatu sisi pengasong sudah lebih baik dari pada mencopet.... tapi yah... ternyata.... gw jadi bingung mau komen apa.
Tapi Salut banget deh sama orang-orang kayak Muluk, Pipit, dan satu lagi gw lupa namanya, yang jadi Asrul di Para Pencari Tuhan. ”Para Guru” yang bergerak mendidik mereka ke arah yang lebih baik. Mengubah Pencopet menjadi pengasong religius...
Mestinya film kayak begini ini yang dibanyakin di Indonesia...
Langganan:
Postingan (Atom)